Tak kenal maka tak sayang merupakan salah satu pepatah yang sangat terkenal di Indonesia. Kata-kata ini bermakna jika kita kita tidak mengenal sesuatu atau seseorang, maka sulit untuk bisa menyukainya. Contohnya boy band asal Korea yang paling terkenal saat ini adalah BTS atau Bangtan Boys. Mereka memiliki fans club yang disebut Army. Army terdiri dari berbagai kalangan usia, ada yang sudah ibu-ibu sampai anak SD. Meski bagi sebagian orang membedakan wajah artis Korea cukup sulit karena beberapa terlihat mirip, hal ini tidak berlaku untuk para penggemarnya termasuk bagi mereka yang masih SD.
Awalnya bisa jadi para penggemar hanya menyukai lagu mereka, kemudian mereka penasaran siapa yang menyanyikan. Rasa penasaran berlanjut, siapa membernya, hingga aktivitas sehari-hari idola menjadi hal yang menyenangkan untuk diikuti. Bahkan meskipun tidak pernah bertemu secara langsung, karena merasa memiliki para penggemar tidak rela jika ada yang berkomentar buruk kepada idolanya.
Hal ini bisa kita berlakukan untuk pelajaran salah satunya matematika. Tidak sedikit orang yang beranggapan matematika itu sulit dan tidak menyenangkan. Belajar matematika hanya sebatas menjalankan kewajiban, tidak benar-benar mengerti dan memahami materi. Asal nilai sudah memenuhi KKM di sekolah merasa sudah cukup. Matematika jadi terasa tidak berkesan. Di sisi lain banyak juga yang senang dengan matematika, bahkan merasa tertantang setiap mengerjakan soal. Anda termasuk yang mana?
Kita ketahui bersama hampir semua kegiatan yang kita lakukan berkaitan dengan matematika dan ilmu hitung. Mulai dari bangun tidur, hingga tidur lagi. Jam berapa kita bangun, berapa lama waktu memasak, berapa kecepatan kendaraan agar tidak terlambat, berapa uang yang diperlukan untuk belanja hari ini, dan masih banyak lagi. Bahkan ada pekerjaan yang memang menuntut penguasaan matematika, salah satu contohnya bagian pusat data dan statistik.
Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita ingin anak-anak bisa menguasai matematika dengan baik tanpa merasa terbebani. Apa langkah yang bisa kita lakukan? Salah satunya dengan membekali anak ilmu aritmetika. Hal ini sangat diperlukan, karena dasar matematika adalah aritmetika. Jika anak mengerti dan menguasai cara menghitung tambah, kurang, kali dan bagi sejak kecil, pelajaran matematika di sekolah tidak akan menjadi masalah, apalagi dengan belajar mental aritmetika di IMA.
IMA mengajarkan aritmetika dengan alat bantu sempoa. Anak dibiasakan berinteraksi dengan angka menggunakan cara yang menyenangkan. Materi disampaikan dengan analogi, cerita, dan ritme. Pada tahap selanjutnya perhitungan tambah, kurang, kali dan bagi cukup dibayangkan. Anak bisa berhitung dengan cepat, tepat, dan akurat tanpa alat bantu sehingga mereka akan merasa percaya diri saat menyelesaikan soal.
Jika dasar ilmunya sudah dimengerti, dipahami, dan dikuasai, matematika tentu bisa menjadi pelajaran favorit yang mengasyikan, bahkan soal sulit akan menjadi tantangan untuk dipecahkan. Jika tak kenal maka tak sayang, supaya anak sayang dan menyukai matematika, yuk kenalkan ilmu aritmetika dengan belajar di IMA sejak kecil.