Kita semua pasti pernah merasakan malas. Ibu-ibu malas memasak lalu memilih membeli makanan di luar atau sedang malas mencuci dan membawa pakaian kotor ke jasa cuci pakaian. Bapak-bapak pernah malas mencuci motor atau mobil, lalu membawanya ke tempat pencucian mobil. Anak-anak malas mengerjakan PR, malas menyikat gigi saat mau tidur, malas belajar dan lain-lain. Ya, semua dari kita pernah merasakan malas.
Rasa malas muncul saat kita merasa lelah, baik secara fisik maupun mental, padahal ada tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan. Ketika rasa malas datang, tubuh seakan melakukan penolakan untuk melakukan sesuatu. Banyak hal yang menyebabkan rasa malas dan semuanya berasal dari dalam diri sendiri. Kemalasan menunjukkan bahwa kita belum teguh mengejar tujuan yang ingin kita capai.
Untuk mengatasi rasa malas, kita harus mengetahui penyebabnya. Misalkan ketika anak kita tiba-tiba mengatakan malas untuk pergi ke sekolah. Kita harus secara pelan-pelan menanyakan apa penyebab ia tidak ingin sekolah. Bisa jadi karena teman yang dirasa nakal, pelajaran yang sulit, atau guru yang menurutnya tidak menyenangkan. Jika sudah tahu penyebabnya, maka solusi untuk mengatasinya bisa lebih tepat.
Bagaimana cara mengatasi rasa malas? Di antaranya dengan melakukan gerakan tubuh atau olahraga. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan energi agar menjadi lebih bertenaga sepanjang hari. Berikutnya adalah dengan istirahat yang cukup. Jika kita kurang tidur, tenaga akan berkurang karena mengantuk, akibatnya menjadi malas untuk melakukan aktivitas.
Di samping cara yang berhubungan secara fisik tersebut, kita perlu memperhatikan faktor mental yang juga sangat penting. Misalnya menetapkan batas waktu untuk memulai. Hal yang paling berat untuk dilakukan saat kita malas adalah memulai. Maka tetapkan batas waktu yang jelas kapan harus mengerjakannya. Misal anak mendapat PR yang akan dikumpulkan hari Jumat, pastikan bahwa ia sudah mengerjakannya di hari Rabu. Jangan membatasi sampai akhir waktu, yaitu hari Kamis, karena jika PR cukup sulit dan banyak, masih ada waktu untuk menyelesaikan di hari berikutnya.
Selain waktu mulai, tetapkan juga waktu selesainya. Jangan sampai hanya memulai tapi malas lagi untuk menyelesaikannya. Pastikan kita menepati batas waktu yang sudah ditetapkan. Agar terasa lebih mudah, biasakan untuk membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil. Fokuslah satu per satu sampai semua bagian selesai dikerjakan. Lalu jika motivasi dari diri sendiri tidak cukup kuat, ada baiknya mencari teman yang dapat memotivasi.
Tak jauh beda saat anak belajar di IMA, hampir semua pernah merasakan fase malas mengerjakan tugas atau PR. Sering terjadi anak datang ke tempat les dengan PR yang belum dikerjakan, dan orang tua mengatakan bahwa anaknya sedang malas. Lalu apa yang perlu dilakukan guru dan orang tua untuk mengatasi hal tersebut? Biasanya guru akan memberikan hadiah berupa bintang atau kupon yang akan didapat jika anak mengerjakan semua tugasnya. Namun kadang hal itu tidak menarik bagi anak yang sedang terlalu malas. Maka guru bisa membuat permainan kecil di kelas untuk membuat variasi di kelas dan menumbuhkan semangat kembali.
Sedangkan tugas orang tua adalah mendampingi mereka mengerjakan tugas sedikit demi sedikit. Misalkan guru memberi PR sebanyak tiga halaman di hari Senin, maka pastikan ia mengerjakan satu halaman di hari Selasa, Rabu, dan Kamis sebelum berangkat ke tempat les. Jika takut terburu-buru di hari Kamis, bisa mulai mengerjakan pada Senin malam. Jangan biasakan anak menunda mengerjakannya karena akan menjadi tumpukan pekerjaan yang membuat semakin malas untuk memulai.
Selain itu, berikan hadiah-hadiah kecil untuk mengapresiasi pencapaiannya. Tidak harus berwujud benda atau makanan, bahkan sebuah pujian yang tulus akan menjadi hadiah yang berharga untuknya. Dengan begitu semoga anak menjadi semangat lagi dan bisa melawan rasa malasnya.