Kami IMA, Kami Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. (Wikipedia)
Tanggal 30 September 1965, sebuah partai di Indonesia, yaitu PKI (Partai Komunis Indonesia) ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunis. Akan tetapi usaha PKI tersebut berhasil digagalkan. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila
Di lembaga sempoa IMA pengamalan nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam keseharian. Berikut beberapa contoh pengamalan sila-sila Pancasila di IMA :
Sila pertama :
Sebelum mulai dan setelah selesai belajar, anak-anak dan guru IMA berdoa terlebih dahulu menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa yang akan melaksanakan sholat saat pembelajaran sedang berlangsung.
Sila kedua :
Siswa IMA berasal dari berbagai suku, memiliki berbagai keyakinan, berasal dari berbagai tingkat ekonomi, tapi semua mendapat perlakuan yang sama. Jadi semua siswa mendapat hak dan memiliki kewajiban yang sama.
Sila ketiga :
Guru selalu mengajarkan siswa untuk bisa berteman dengan siapa saja, misalkan di kelas IMA, sudah sangat biasa anak keturunan Ambon duduk sebangku dan akrab dengan keturunan Tionghoa. Siswa juga diajarkan untuk segera membantu teman yang memerlukan bantuan, misal ada yang lupa membawa pulpen/pensil, maka dengan senang hati meminjamkan alat tulisnya.
Sila keempat :
Jika karena suatu hal kelas terpaksa diliburkan, guru akan memberikan kelas pengganti yang jadwalnyan diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama dengan siswa dan orang tua siswa. Selain itu, jika ada peraturan yang telah disepakati bersama di kelas, misal denda bintang bagi yang tidak mengerjakan PR, maka anak-anak IMA akan patuh melaksanakan aturan tersebut.
Sila kelima :
IMA melakukan penggalangan dana dari semua cabang di wilayah Jawa Tengah dan DIY ketika terjadi bencana tsunami Palu dan Donggala. Setiap bulan, guru IMA juga mengumpulkan dana sosial yang penyalurannya selain untuk guru-guru IMA yang sedang mengalami musibah juga disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan.
Sebagai lembaga pendidikan mental aritmetika yang berkembang di Indonesia, IMA turut melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dasar negara kita, Pancasila. Semoga siswa IMA tidak hanya menjadi siswa yang memiliki kemampuan berhitung yang baik tapi juga tumbuh menjadi manusia yang memiliki akhlak yang baik dan berkepribadian kuat, generasi harapan bangsa. IMA Oke !!!