IMA-ria : Melatih Jiwa Kompetisi pada Anak

Banyak sekali lomba yang ditujukan untuk anak-anak, bahkan sejak usia balita, lomba bayi sehat misalnya. Saat sedikit bertambah usianya, ada lomba bernyanyi, mewarnai, melukis, model cilik dan lain-lain. Usia TK, lomba-lomba seperti itu banyak sekali, hampir setiap minggu ada saja yang menyelenggarakan. Sedangkan masuk sekolah dasar, lomba semakin banyak lagi meskipun berbeda dengan waktu TK. Lomba mata pelajaran, dokter kecil, sains, matematika, IPA, olahraga, menari, dan masih banyak sekali.

Di IMA pun ada kegiatan yang bertujuan mangasah jiwa kompetisi pada siswa yaitu lomba mental aritmetika antar siswa IMA dan lomba pendamping yaitu matematika SD untuk umum, baik siswa IMA maupun bukan. Ajang tahunan ini diberi nama IMA-ria. Pelaksanaanya untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY biasanya dibagi dua tempat yaitu di Yogyakarta dan Purwokerto. Tahun ini, penyelenggaraannya di kampus UST Yogyakarta tanggal 10 Pebruari 2019 dan di SMK Telkom Purwokerto tanggal 10 Maret 2019. Setelah kompetisi regional, akan dilanjutkan kompetisi tingkat nasional yang tahun ini diselenggarakan di Surabaya.

Sebenarnya apa sih manfaat kompetisi IMA-ria ini, khusunya bagi siswa IMA?

  1. Mengukur kemampuan

Di ajang kompetisi ini, siswa akan bertanding dengan teman-teman dari cabang lain yang sama kategorinya. Dengan begitu akan bisa melihat sebenarnya kemampuan yang dimiliki seberapa baik.

  1. Menambah teman atau kenalan

Karena pesertanya dari seluruh cabang IMA Jawa Tengah-DIY (untuk regional), maka ini kesempatan untuk kenal dengan teman-teman baru.

  1. Percaya diri

Dalam lomba ini, anak akan masuk ke ruang lomba tanpa didampingi orang tua ataupun gurunya. Mereka hanya akan berada di ruangan bersama teman-teman yang mungkin sebagian besar baru ditemui saat itu, dan diawasi oleh guru yang bisa jadi belum pernah ditemui juga. Hal ini sebagai latihan untuk percaya diri.

  1. Terbiasa bekerja keras

Saat akan lomba, guru dan orang tua biasanya melatih anak untuk mengerjakan latihan-latihan soal sesuai kategori yang akan diikuti. Sehingga mereka tidak kaget pada saat menerima soal karena sudah terbiasa. Latihan ini juga mengajarkan mereka memahami  bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus berusaha. Jika mau berlomba dan hasilnya baik, harus rajin berlatih.

  1. Mengajarkan tentang menghadapi kemenangan dan kekalahan

Saat latihan, guru akan memberitahu nilai yang didapat oleh anak. Artinya kita sudah tahu bahwa nanti kisaran nilai yang didapat tidak jauh dari latihan-latihannya. Maka pada saat diumumkan hasilnya serta dicantumkan daftar nilainya, jika juara 1 nya memang nilainya jauh di atas hasil latihan selama ini, kita akan mengakui bahwa memang kemampuan anak tersebut masih di bawah si juara dan perlu banyak berlatih. Kita akan menerima kekalahan dengan lapang dada. Sedangkan yang juara, dia juga akan menghargai arti pentingnya kerja keras. Karena tidak mungkin dia menjadi juara tanpa latihan yang terus-menerus.

  1. Menginspirasi untuk melakukan yang terbaik

Saat lomba, anak pastilah akan melakukan usaha terbaiknya dalam waktu yang tidak banyak tersebut. Semua akan mengerjakan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil maksimal, syukur bisa jadi juara. Kebiasaan ini secara tidak langsung akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan saat mengerjakan PR atau tugas harian, mereka akan berusaha melakukan yang terbaik, tidak hanya asal-asalan.

Untuk menghargai semua siswa IMA yang sudah mengikuti lomba mental aritmetika, dalam setiap IMA-ria, semua siswa yang ikut akan mendapatkan piala tetap, sesuai dengan prestasi yang telah didapat. Juara 1 sampai dengan 3 diambil nilai tertinggi. Sedangkan sisanya, urutan ke-4 sampai dengan terakhir akan dikelompokkan menjadi 3 untuk mendapatkan piala harapan 1, 2, dan 3. Apabila ada nilai yang sama, akan dilihat urutan usia. Mana yang lebih muda akan menempati peringkat yang lebih atas.

Itulah sedikit gambaran mengenai IMA-ria.. Untuk yang belum mendaftar, masih ada waktu…ditunggu yaaa!!!