IMA adalah lembaga mental aritmetika yang menggunakan sempoa model 1-4 sebagai alat bantu pada operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sempoa sistem 1-4 artinya, satu biji di atas garis pemisah untuk menunjukkan angka lima, sedangkan empat biji di bawah menunjukkan angka 1-4. Sistem yang demikian membuat sempoa ini hanya memiliki satu kemungkinan angka yang ditunjukkan setiap posisi biji sempoa, sehingga mudah untuk dibayangkan.
Tiap tiang pada sempoa ini hanya berisi lima biji sempoa untuk menunjukkan angka 0-9. Dalam mengoperasikan perhitungan aritmetika menggunakan sempoa, ada rumus-rumus yang digunakan. Sebagai contoh, 4+1; biji sempoa yang bawah sudah tidak bisa untuk menjumlahkan, karena hanya ada empat. Maka perlu menggunakan rumus tambah 5, caranya adalah dengan +5-4 (karena 5-4=1, sehingga akan menjadi 4+1). Contoh lain jika ingin menambahkan angka yang hasilnya lebih dari 10, misalnya 8+3. Soal tersebut diselesaikan dengan rumus tambah 10. Caranya adalah dengan mengurangi 7 lalu menambahkan 10 sehingga diperoleh hasil 11 karena 10-7=3. Cukup ruwet bukan? Ya… Memang jika dirinci satu per satu cara menggunakan sempoa cukup ruwet, belum lagi penggunaan rumus gabungan, hingga penerapannya pada perhitungan perkalian dan pembagian. Namun Bapak/Ibu tidak perlu khawatir karena di IMA, rumus-rumus tersebut dikemas dan disampaikan dengan cara yang menarik sehingga anak tidak bingung.
Mengajarkan rumus dengan analogi dan cerita menjadi salah satu wujud penerapan fun learning dalam proses pembelajaran di IMA. Contohnya, rumus tambah lima. Rumus ini digunakan saat mengoperasikan penjumlahan, biji sempoa bawah yang tersisa tidak cukup namun karena masih ada satu biji sempoa atas yang bernilai lima, maka masih cukup untuk ditambahkan di tiang tersebut (tiang satuan). Sebelum memasuki rumus tambah lima anak akan dikenalkan dengan istilah teman baik. 4 teman baik 1 dan 3 teman baik 2, berlaku pula sebaliknya. Kemudian anak akan diberi ilustrasi cerita pesta ulang tahun adik untuk mengarahkan anak agar menurunkan biji sempoa atas dengan teman baiknya secara bersamaan. Dalam mengoperasikan, anak akan diajak untuk mengucapkan gerakan biji sempoanya dengan lagu, sehingga lebih mudah dihafal dan dipahami. Contoh soal 4+1+3, cara menyebutkannya
+4 naik ibu jari
+1 cukup ingat teman baik 1–>4, +5-4 turun bersama (diperoleh hasil 5)
+3 naik ibu jari (hasilnya menjadi 8).
Penggunaan analogi dan cerita selalu digunakan dalam penyampaian rumus baru. Materi kurang lima disampaikan dengan cerita pesta ulang tahun selesai. Pada materi tambah dan kurang sepuluh ada cerita pesta pernikahan dan pesta pernikahan selesai, sebelum memasuki materi tersebut anak dikenalkan dengan konsep. Pada saat masuk Grade 8 anak akan belajar perkalian dan pembagian. Dalam mengajarkan perkalian, guru akan memberikan cerita memancing dengan analogi ikan kecil dan ikan besar. Ikan kecil merupakan istilah untuk hasil kali dua angka satuan yang hasilnya kurang dari sepuluh, ikan besar untuk hasil kali dua angka satuan yang hasilnya lebih besar atau sama dengan sepuluh. Sedangkan untuk pembagian akan ada cerita tentang kucing dan tikus.
Hal tersebut membuat materi lebih mudah dipahami, ditambah penggunaan ritme dan lagu yang dinyanyikan membuat anak tidak berasa sedang belajar rumus baru. Semakin rajin anak menyanyikan cara menggerakkan sempoanya, anak akan semakin paham dengan materi yang dipelajari. Dengan begitu belajar rumus tapi tidak terasa rumusnya. Rumus jadi tidak ruwet dan menakutkan lagi. Belajar pun jadi makin menyenangkan, makin cepat belajarnya, makin cepat pula pintarnya. Be a future kid, be IMA kid.