Ibu Julianti Palupi menjadi guru IMA sejak tahun 2000 di IMA cabang Cilacap, yang waktu itu masih ikut menjadi bagian IMA Jawa Barat. Tahun 2003 ketika IMA Jawa Tengah dan DIY sudah dibuka, IMA cabang Cilacap pun secara manajemen tidak lagi ikut wilayah Jawa Barat. Wanita lulusan S1 Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang ini adalah sosok guru IMA yang penuh berprestasi.
Setelah mengajar di cabang Cilacap, ibu Palupi pindah tugas mengajar di cabang Kebumen. Siswa IMA cabang Kebumen biasa memanggil beliau ‘Ibu Yuli’. Beliau sempat tidak aktif di IMA karena menikah dan berpindah domisili ke Karangawen, Demak. Baru pada tahun 2012, IMA cabang Karangawen dibuka, lalu ibu palupi pun kembali aktif mengajar di sana.
Meskipun profesi Ibu Palupi saat ini berbeda dengan cita-cita beliau di masa kecil yang ingin menjadi dokter gigi, tetapi dedikasi dan loyalitas beliau sebagai guru IMA tidak perlu diragukan lagi. Berkat bimbingan beliau dan semangat siswa yang luar biasa, IMA cabang Karangawen mampu meraih predikat juara umum kompetisi mental aritmetika pada IMA-ria Jateng-DIY tahun 2017 di Yogyakarta. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan, karena IMA cabang Karangawen secara geografis merupakan cabang yang letaknya cukup jauh dari lokasi lomba. Bahkan beberapa siswa mampu meraih juara pada kompetisi IMA-ria Nasional.
Ibu Upi, demikian para siswa Karangawen biasa memanggil beliau, menikah dengan Bapak Agus Haryono Dwi Wuryawan yang juga berprofesi sebagai pendidik yaitu sebagai guru MTs Negeri 1 Demak. Pasangan ini dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Abirama Arya Atmaja dan seorang putri yaitu Zahra Ataya Maulida. Saat ini Ibu Upi dan keluarga tinggal di desa Brambang RT 04/RW 05 kecamatan Karangawen, kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Di tengah kesibukannya mengajar, beliau juga menekuni hobinya bertanam anggrek. Ketika ditanya apa pesan untuk teman-teman seprofesi, khususnya guru IMA, Ibu Upi menjawab dengan mantap : bekerjalah dengan cinta, cintailah anak-anak dengan segala karakternya, teruslah belajar dan berlatih untuk mengasah kemampuan diri. Luar biasa, ternyata itulah yang beliau lakukan selama ini, sehingga siswa IMA Karangawen sebegitu cinta kepada Ibu Upi. Sosok yang lembut hati tapi tidak lupa berlaku tegas dalam mengajar, sehingga mampu membuat siswa IMA Karangawen menjadi anak-anak yang berprestasi. Beliau juga menyampaikan harapan pribadi, agar IMA bisa dikenal lebih luas dan semoga bisa masuk kurikulum pendidikan di Indonesia. Beliau juga berharap IMA semakin maju, berkualitas, dan bisa berpartisipasi dalam mencerdaskan anak bangsa.
Terima kasih Ibu Julianti Palupi untuk dedikasi dan semangatnya. Semoga bisa menular kepada rekan-rekan guru IMA yang lain. Terus berjuang membesarkan IMA dan ikut mencerdaskan anak bangsa. Salam Semangat!