“Yang rajin belajar yaaa…agar jadi juara kelas, agar bisa masuk sekolah favorit, agar tercapai cita-citamu.” Begitu ya biasanya nasihat kita kepada buah hati atau anak didik. Ya, siswa memang harus terus belajar, sesuai dengan materi yang dipelajari di jenjangnya.
Lalu bagaimana dengan guru? Apakah setelah menguasai materi yang akan diajarkan, guru sudah tidak perlu belajar lagi? Tentu jawabanya adalah : tidak! Karena ilmu pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu, apalagi di era digital seperti sekarang ini.
Zaman dulu guru menerangkan dengan menulis di papan tulis menggunakan kapur. Setelah itu berkembang menjadi spidol, flipchart, OHP, computer, video, dan seterusnya. Begitupun buku yang digunakan, sekarang sudah banyak buku sekolah elektronik. Dulu belum ada komputer, sekarang mengumpulkan tugas cukup dengan kirim email, selesai. Apa jadinya jika guru tidak mengembangkan kemampuannya? Tentu akan ketinggalan zaman bukan?
Di samping itu, karakter siswa yang terus berubah dari generasi ke generasi juga menjadi tantangan bagi guru. Metode pembelajaran yang bagus digunakan dua puluh tahun lalu, bisa jadi sudah kuno jika diterapkan saat ini. Sehingga guru perlu untuk belajar terus, tidak hanya kemampuan teknis tapi juga non teknis.
Lantas bagaimana dengan guru IMA?
Sebelum mulai mengajar, semua guru IMA diberikan bekal training materi pembelajaran di IMA sampai dianggap mampu dan bisa menyampaikan ke siswa. Setelah mengajar, rutin setiap satu bulan sekali, ada pertemuan guru yang membahas banyak hal tentang serba serbi pembelajaran di kelas yang bisa jadi berbeda di setiap cabang dan akan saling melengkapi.
Selain itu guru juga mengikuti latihan dan microteaching untuk makin mengasah kemampuan mengajarnya dan ada ujian sertifikasi guru yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
Jadi tugas guru tidak hanya mengajar ya, melainkan juga belajar, melengkapi administrasi, membuat laporan perkembangan siswa, mempersiapkan semua perlengkapan serta materi mengajar dan tentu yang utama adalah menyampaikan ilmu kepada siswa.
Berikut ini adalah keseruan guru-guru IMA Jawa Tengah dan DIY saat mereka sejenak berperan sebagai siswa, mengikuti kompetisi antar guru IMA-ria.
Semangat dan sukses selalu Bapak Ibu Guru IMA!