Uiian Nasional

Sebagaimana pembelajaran di sekolah, di IMA juga ada standarisasi kemampuan anak dalam menguasai materi berupa ujian nasional. Ujian nasional IMA bersifat wajib bagi siswa yang dianggap sudah mampu oleh guru yang mengampu. Sebelum pelaksanaan ujian, siswa diberi latihan minimal sebanyak enam kali. Jika hasil latihannya baik dengan nilai di atas 80, siswa akan didaftarkan ujian oleh guru. Sedangkan jika nilai minimal belum tercapai, siswa akan diajari lagi materi pada grade (tingkatan materi) yang sedang dipelajari sampai bisa dan dapat mengikuti ujian pada periode selanjutnya. Kegiatan ini wajib diikuti oleh siswa karena menjadi syarat untuk melanjutkan materi yang dipelajari, yaitu maksimal dua grade diatas sertifikat yang dipegang. Sertifikat diberikan setelah siswa dinyatakan lulus ujian pada grade yang diikuti. Hal ini membuat para siswa sangat antusias mengikuti ujian, karena selain mendapatkan sertifikat, juga akan mendapatkan pin berwarna-warni sesuai gradenya.

Ujian nasional dilaksanakan sebanyak tiga kali setahun mengikuti kurikulum standar IMA, di mana setiap grade normalnya ditempuh dalam jangka waktu 3-4 bulan. Pada tahun 2018 ini ujian nasional dilaksanakan pada bulan Mei, Agustus, dan Desember. Ujian nasional periode Desember 2018 merupakan ujian nasional ke-50 yang diikuti oleh total 780 grade. Ujian dilaksanakan secara serentak pada 9 Desember bertempat di masing-masing cabang. Untuk beberapa cabang yang berdekatan, lokasi ujiannya dijadikan satu tempat. Misalnya cabang Pusat Jateng-DIY, Jambusari, Kasihan, Nogotirto, Mlati, dan Kalasan bertempat di IMA Pusat Jateng-DIY.

Dalam satu kali ujian nasional, siswa diperbolehkan mengikuti lebih dari satu grade. Kok bisa?? Tentu bisa, karena sistem belajar di IMA tidak menggunakan sistem paket. Jika siswa mampu menguasai materi lebih cepat dari kurikulum standar, siswa dapat melanjutkan belajar grade di atasnya tanpa perlu menunggu jadwal ujian nasional. Dengan begitu, dimungkinkan siswa bisa mengikuti ujian tidak hanya satu grade. Jadi, semakin cepat anak dalam menguasai materi, Bapak/Ibu bisa semakin hemat membayar sppnya. Menarik bukan?? Untuk dapat mengikuti ujian dua grade sekaligus dibutuhkan semangat yang tinggi dari para siswa tentunya.

Suasana ujian dibuat santai tapi disiplin. Di mana sebelum uian dimulai para siswa akan diajak berdoa dan diberi soal pemanasan agar tidak grogi saat mengerjakan. Guru akan mengingatkan tentang aturan yang berlaku dalam di IMA. Di antaranya :

  1. Siswa harus memastikan nomor soal sama dengan nomor peserta yang ditempel di dada.
  2. Soal tidak boleh dibuka sebelum aba-aba mulai. Di mana aba-aba “satu” posisi tangan di atas lutut, “dua” sempoa, pensil, dan kertas dipegang, “mulai” kertas dibuka, pisahkan sempoa dan mengerjakan.
  3. Mengecek kembali jawaban jika sudah selesai mengerjakan tetapi masih ada waktu tersisa dan berhenti mengerjakan ketika timer berbunyi yang menandakan waktu habis.
  4. Dalam menuliskan jawaban harus benar, yaitu : angka harus jelas, penempatan titik dan koma harus tepat, jika salah menuliskan jawaban tidak boleh dihapus tetapi dicoret mendatar dua kali garuis sejajar lalu ditulis jawaban yang benar.
  5. Soal ujian tidak boleh dicoret-coret, hanya boleh menuliskan jawaban. Tidak tulis nama dan tanggal.

Semangat dan kedisiplinan tentu tidak muncul begitu saja, namun butuh pembiasaan. Oleh karena itu, Bapak/Ibu mari saling bekerjasama memotivasi putra/putrinya agar makin semangat belajar termasuk mendampingi saat mengerjakan PR. Sehingga hasil belajar anak-anak semakin baik dan bisa mengikuti ujian tiga kali dalam setahun dan lancar semua prosesnya. Salam semangat…!