Pernah melihat acara kompetisi memasak di tv? MasterChef Indonesia kini sudah masuk season ke sembilan. Setiap penayangan progam ini selalu mampu menyedot minat penonton, baik pria maupun wanita, tua, muda, bahkan anak-anak.
Kontes ini memang sangat menarik untuk ditonton. Melihat para peserta berkreasi dengan berbagai masakan, lalu dikomentari oleh juri, kita terhibur sekaligus bisa ikut belajar. Banyak bahan, jenis masakan, serta cara memasak yang sebelumnya asing, akhirmya kita jadi tahu.
Apakah Anda memiliki putra putri yang tertarik dengan masak-memasak? Biasanya mereka tampak antusias melihat acara memasak di tv dan senang ikut memasak di dapur, lalu ingin mencoba mempraktikkannya sendiri. Jika benar begitu, sebaiknya berikan kesempatan dan pendampingan lebih besar karena bisa jadi mereka berbakat pada bidang kuliner.
Kalau sudah telanjur ikut les mental aritmetika, apakah dihentikan saja dan beralih menekuni hobi memasaknya? Tentu tidak perlu, karena percaya atau tidak, manfaat yang didapat selama belajar tersebut juga diperlukan oleh seorang chef.
Perhatikan dalam kompetisi MasterChef, saat peserta diminta membuat sebuah menu masakan dengan batasan biaya tertentu. Dalam waktu lima menit saja, harus memikirkan akan masak apa sekaligus berbelanja tidak melebihi anggaran. Bagi yang terbiasa berhitung cepat, hal ini cukup menguntungkan.
Kebiasaan konsentrasi saat belajar mental aritmetika juga diperlukan saat memasak. Bagaimana tidak, waktu yang diberikan oleh juri tidak banyak. Peserta harus fokus agar bisa mengerjakan beberapa hal secara bersamaan sehingga tidak kekurangan waktu. Hilang konsentrasi sedikit saja, bisa-bisa masakannya gosong.
Manfaat belajar mental aritmetika lainnya adalah melatih kesabaran. Beberapa jenis makanan memerlukan kesabaran karena waktunya yang lama misalnya rendang dan gudeg butuh waktu berjam-jam. Bahkan untuk membuat yoghurt atau kimci, perlu beberapa hari dalam proses fermentasinya. Pendidikan yang ditempuh untuk menjadi chef juga perlu waktu bertahun-tahun, sehingga butuh kesabaran dan kegigihan.
Fungsi otak kiri dan kanan yang teroptimalisasi melalui pembelajaran mental aritmetika, sangatlah diperlukan oleh seorang chef. Mulai dari menentukan makanan, menakar bahan, mengatur waktu, sampai menghidangkannya dengan rasa yang enak dan tampilan menarik. Semua proses itu melibatkan kedua belah otak secara bersamaan dan cepat. Bukankah kita tidak mau menunggu hidangan terlalu lama saat memesannya di restoran?
Ternyata manfaat belajar aritmetika sangat mendukung pekerjaan sebagai chef bukan? Maka apapun profesi yang nantinya akan ditekuni anak-anak kita, IMA adalah pilihan les yang tepat sebagai bekal mereka di masa depan.